FENOMENA PENGENDARA BERMOTOR di BAWAH UMUR


SAYANG ANAK JANGAN BUAT JIWA MELAYANG

Memiliki kemampuan berkendara motor atau mobil untuk anak yang umurnya masih di bawah umur merupakan suatu kebanggaan tersendiri untuk anak dan orang tua itu sendiri. Di samping anak dapat membantu orangtuanya berbelanja ke pasar atau sekadar mengantar orang tuanya ke undangan, anak itu sendiri merasa tidak tertinggal dari teman-temannya yang sudah mahir berkendara.
Namun, apakah pantas jika orang tua menginzinkan anaknya berkendara dan membelikan anaknya kendaraan, sedang  anaknya belum cukup umur untuk berkendara?

Tentunya, ada undang-undang yang yang mengatur seorang anak tidak boleh berkendara jika belum cukup umur. Salah satu penyebabnya adalah karena emosi anak di bawah 17 tahun masih labil. Sedangkan,  saat seseorang mengendarai motor di jalan diharuskan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Misalnya saat seseorang  berada di persimpangan jalan, tiba-tiba datang truk besar, jika orang tersebut kurang cepat mengambil keputusan yang harus ia lakukan, lantas ia merasa panik, maka kecelakaan di tempat itu pun takkan terelakkan. 

Contoh lainnya, anak yang belum memiliki SIM dan surat-surat kelengkapan berkendara yang lainnya, jika bertemu dengan polisi lalu lintas, tentunya ia akan merasa gelisah, dan ketika  dirinya merasa terancam dicegat oleh polisi, dia takkan segan-segan untuk mempercepat laju kendaraannya. Disaat seperti itulah, kondisi psikologi anak akan labil, apalagi jika berpapasan dengan kendaraan lain, ia akan sulit mengatur keseimbangan kendaraannya, selanjutnya dapat anda bayangkan sendiri. 

Dari contoh sederhana itu, kado motor atau mobil  yang  diberikan orang tua untuk anaknya itu akan menjadi pengantar anak tersebut menemui ajalnya. 

Saat saya bertanya dengan teman-teman sekolah, mereka pernah mengemukakan alasan mengapa mereka tetap nekad mengendarai motor walaupun belum memilik SIM. Menurutnya, dengan memakai kendaraan motor ke sekolah ia akan lebih cepat sampai ke sekolah. Namun, pada kenyataannya masih banyak teman yang terlambat ke sekolah walaupun mereka telah memiliki kendaraan pribadi. Bahkan, lebih banyak  yang saya jumpai di dalam kelas, mereka yang datangnya cepat ternyata hanya memakai kendaraan umum, seperti pete-pete.

Alasan lain yang mereka kemukakan adalah mereka beranggapan bahwa dengan telah memakai kendaraan sendiri di jalan raya, mereka akan terbiasa dengan situasi jalan raya. Sehingga, ketika mereka akan mengikuti tes untuk mendapatkan SIM mereka akan mudah menyelesaikannya. Tapi, dari alasan yang mereka kemukakan, lagi-lagi saya menemukan keganjalan. Karena, faktanya anak yang masih di bawah 17 tahun, adrenalin mereka sangat tinggi, sehingga tidak jarang kita menjumpai anak-anak yang masih mengenakan seragam sekolah melakukan aksi brutal dengan melakukan balapan liar sepulang sekolah. 

Dari berbagai alasan yang dikemukakan anak, sebaiknya orang tua harus berpikir ulang sebelum membelikan anaknya kendaraan, baik itu motor maupun mobil sebelum anaknya memiliki SIM. Sebab, jika anda melakukannya, berarti anda telah berpartisipasi dalam membuat kekacauan di jalanan dan mengancam keselamatan pengguna jalan yang lain, karena anak anda belum mengetahui aturan-aturan dalam berlalu lintas. Secara tidak langsung pula, kendaraan yang anda belikan kepada anak anda sebagai rasa sayang itu akan menambah polusi udara dan memperparah global warming.

Berdasarkan data dari Unit Kecelakaan Lalu-Lintas Satlantas Polrestabes Makassar menunjukkan, hingga Agustus 2011, kasus kecelakan di bawah umur 0-16 tahun mencapai 86 korban.

Tentunya sebagai orang tua, anda  tidak menginginkan anak anda menjadi salah satu dari korban lalu lintas tersebut.

Oleh karenanya, ada beberapa solusi yang dapat kita pakai  bersama, yaitu:

  1. Orang tua tak boleh membelikan atau menjajikan anaknya kendaraan bermotor, baik itu sebagai hadiah kelulusan atau kemenangan lomba, sebelum anaknya cukup umur dan telah memiliki SIM.
  2. Saat anak meminta untuk di belikan kendaraan bermotor, itulah saat yang baik untuk orang tua menjelaskan ke anak dampak-dampak negatif yang dapat terjadi jika anak belum memiliki SIM.
  3. Orang tua tidak boleh mendukung keinginan anak untuk di belikan motor dengan membantu anak memalsukan identitas diri untuk mendapatkan SIM. Biarkan anak tumbuh hingga cukup umur, hingga ia benar-benar memenuhi syarat untuk mendapatkan SIM.
  4. Sebagai cara untuk mengurungkan niat anak untuk memiliki kendaraan bermotor sebelum cukup umur, kepolisian dan pihak sekolah serta orang tua harus bekerjasama dan membuat konstitusi tersendiri untuk melarang siswa berkendara sebelum cukup umur. Caranya bisa dengan kepolisian datang ke sekolah dan melakukan pidato-pidato singkat saat upacara bendera tentang dampak anak di bawah umur jika berkendara. Selain itu, kepolisian juga harus melakukan kesepakatan dengan sekolah, baik itu SD, SMP, maupun SMA yang belum memiliki SIM dengan cara membuat aturan khusus kepada siswa untuk dilarang memakai kendaraan bermotor ke sekolah dan memberikannya sanksi yang tegas pula.  Setelah aturan telah dibuat, pihak sekolah mengundang orangtua siswa dan membahas tentang aturan yang telah di buat ini. 
  5. Sebagai antisipasi terjadinya pelanggaran setelah aturan itu ditetapkan, sebaiknya polisi lalu lintas melakukan sweeping secara berkala tanpa sepengetahuan siswa di depan sekolah. Dan jika terjadi pelanggaran, pastikan kendaraan yang dipakai anak itu ditahan, dan biarkan orang tua siswa tersebut yang datang mengambilnya di kantor polisi bersama anaknya. Pada saat itulah, polisi memberikan peringatan yang keras kepada mereka dengan bahasa yang baik.    
Insyaallah, jika beberapa solusi di atas telah dilaksanakan dengan baik, maka kita tidak akan lagi menemukan pengendara yang masih ingusan berseliweran di jalanan. 

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat! 

SEMANGAT!!

Assalamualaikum wr.wb

Salam bahagia untukmu kawan :)


Nelumbo nucifera

LOTUS

LOTUS

Blogger news

Takalar Blogger Community

"berjalan"

"berjalan"
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
doakan menjadi perempuan yang amanah dengan tanggung jawabnya, menjadi pembelajar sejati, dan terus berproses hingga kesempurnaan. doakan lotus!