Sekarang saya ada di Pare, orang menyebutnya kampung inggris.
Ekpektasi saya semua orang akan berbahasa nggris hingga lupa cara berbahasa Indonesia
dengan baik, faktanya tidak juga. Orang-orang
disini malah lebih harus dipaksa untuk berbahasa inggris, membuat aturan-aturan yang jika
melanggar semisal mengguanakan bahasa Indonesia di English area maka akan didenda
sekian ribu rupiah.
Uhm, bukan itu sih tujuan saya nulis kali ini, sebenarnya
saya pengen cerita kalo di Pare saya berjumpa dengan seseorang, terlalu banyak
kebetulah tentang dia. Atau mungkin ini biasa saja terjadi bagi para perantau
amatir seperti saya. Saya merasa pare sudah terlalu lama menanti kedatangan
saya, sudah terlalu banyak tempat yang membuat nyaman seketika saat saya tiba
di tempat ini.
Sekarang saya berpikir, semua ini berkat doa-doa orang yang
mendukung keberangkatan saya ketempat ini. Saya sangat bersukur perjalanan saya
menempuh pendidikan lebih tinggi dan melakukan beberapa eksperimen hidup ini didukung
oleh banyak orang. Indahnya merasa dicintai, saya pun mencintai mereka. Percayalah.
Well, selanjutnya saya akan menceritakan gimana perjalanan
saya ke Pare, gimana saya mendapatkan kursusan yang baik, booking tiket pesawat, mencari tempat makan
yang nyaman dan murah, tempat berbelanja dengan harga terjangkau, tempat
penyewaan sepeda, dan lain-lain yang perlu kalian lakukan saat akan stay di
pare untuk sekian bulan dengan menyenangkan.
Sepertinya saya tidak akan menuliskannya sekarang, nanti
saja. See you letter.
8 July 2018
Kost Butterfly, dalam
kamar.