(POLA PENDIDIKAN DI INDONESIA YANG HARUS DIUBAH)

PENGINTELEKTUALAN BANGSA DARI BANGKU PENDIDIKAN
by NURJAYANTI
        Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap individu di zaman modern seperti ini. Rasanya orang yang tak memiliki pendidikan tak akan mampu bertahan dalam seleksi kehidupan yang semakin ketat dan sesulit sekarang ini. Kemana pun kita melangkah, setidaknya kita dapat menulis dan membaca untuk tidak tersesat di tempat yang baru kita kunjungi. Namun, untuk bersaing dalam kehidupan yang sesungguhnya, menulis dan membaca saja rasanya tidak cukup, kita juga harus memiliki keterampilan berbahasa, berhitung, dan keterampilan lainnya yang dapat menunjang kita untuk mendapatkan uang sebagai kebutuhan mutlak saat ini.
      Saat kita menengok ke dalam sekolah-sekolah, anak-anak akan berlomba-lomba mendapatkan nilai tertinggi. Namun, apakah ketika mereka mendapatkan nilai tertinggi di kelas itu dapat menjamin dirinya menguasai materi sesuai yang diharapkan? Praktiknya, penulis sering menemukan tindakan siswa yang hanya berlomba meraih nilai tertinggi dengan menerapkan segala cara agar dapat lulus dalam semester atau ulangan bahkan UN. Sehingga, ilmu tak menjadi hal yang sangat diperhatikan yang penting memiliki nilai tinggi dan dapat di atas batas kelulusan. Dan, apakah Indonesia akan melahirkan anak-anak yang intelektual jika hanya bersaing nilai tanpa bersaing dalam ilmu yang sebenarnya?. Kita harus melakukan perubahan, berubah menjadi menusia-manusia cendik yang mampu bersaing di kanca internasional, yang bukan hanya sebagian orang, tetapi seluruhnya. Selain itu Mengapa pola penilaian dari angka harus ditinggalkan untuk menuju kata? Sudah terlalu lama kita mereduksi manusia menjadi sekadar angka-angka statistik saja sehingga membuat penulis berpendapat bahwa pendidikan kita yang selama ini berorientasi pada nilai atau angka-angka menurut saya itu salah, pelajar dididik agar belajar demi satu ijazah merupakan kesalahan yang sangat fatal dan harus diubah demi kemajuan pendidikan Indonesia.
         Cara penilaian yang kurang akurat dan terkadang pilih kasih sering membuat siswa yang merasa dirinya mampu dan mendapat nilai yang tidak memuaskan dapat menjatuhkan mental siswa tersebut, sedang siswa yang kurang mampu memahami materi atau bahkan jarang masuk ke Kelas mendapatkan nilai bagus itu malah tambah membuat anak ini malas. Biasanya, faktor seperti ini dipengaruhi melalui pendekatan ke Guru atau adanya kekuasaan yang dimiliki orangtua siswa. Sehingga, Guru merasa terpaksa memberikan nilai tinggi kepadanya atau sekedar mencari muka di depan orangtua siswa tersebut.
         Penulis pernah bertanya kepada salah seorang guru tentang pandangannnya mengenai pola penilaian di sekolah, apakah sudah mantap atau belum. Dan jawaban yang penulis dapatkan adalah “Sebenarnya format penilaian sudah cukup bagus, hanya saja proses penilaiannya yang tidak berjalan sesuai rel yang ditentukan, disatu sisi kita ingin penilaian yang baik demi mendapatkan kualitas SDM yang mantap tapi disisi lain, kita takut dan kasihan kalau saja anak atau siswa kita tidak lulus, jadi dilematis jadinya”. Dari kutipan percakapan penulis itu, penulis dapat merasakan adanya keinginan guru untuk mencetak anak-anak yang memiliki sumber daya manusia yang baik, namun terkendala dengan rasa kasihan dan rasa ketidakpercayaan kepada kemampuan muridnya. Karena ketidakpercayaan yang dimiliki guru inilah yang tentu membuat siswa tambah tidak percaya akan kemampuannya sendiri sehingga terciptalah “tim sukses” ketika Ujian Nasional.
Untuk dapat mengubah format penilai dari angka menuju kata, bisa dimulai dengan guru memberikan ulangan lisan dan memberikan penilaian langsung setelah mendengarkan jawaban dari sang siswa sehingga siswa lain tidak mendengar format penilaian itu dan tidak terjadi persaingan yang hanya untuk mendapatkan nilai tertinggi serta dapat mencegah turunya mental bagi anak yang mendapat nilai rendah. Misalnya siswa itu dapat menjawab tepat seperti yang telah diajarkan mendapat penilaian yang “luar biasa, sangat baik, atau sempurna”, untuk jawaban yang tidak begitu sempurna namun sudah cukup paham mendapatkan “baik, good,” atau kata-kata lain yang dapat membuat anak ini betambah giat belajar, untuk siswa yang menjawab kurang baik mendapat “masih perlu belajar lagi, semangat,” dan bagi siswa yang belum paham samasekali dengan materi yang ditanyakan mendapat penilaian “belum lulus, harus mengulang materi ini, atau memberikan solusi agar anak ini mudah mempelajari materi. Jadi, yang perlu ditekankan adalah jarak antara guru dan siswa harus dekat sehingga siswa dapat terbuka dengan guru, dan guru dapat melakukan pembelajaran dengan kondisi yang bersahabat. Dengan cara ini, penulis berfikir materi akan mudah dikuasai tanpa adanya rasa canggung dan segan kepada guru ketika ada hal yang belum dimengerti.
         Disisi lain, cara pemberian nilai melalui ulangan lisan yang langsung berhadapan dengan guru membuat kesempatan untuk melakukan hal yang curang dapat diminimalisir serta penilaian dilakukan sejak awal proses pembelajaran, dan menentukan nilai anak-anak bukan dari ulangannya saja, tapi sikap serta metode guru harus memperhatikan segi psikis anak agar tidak ada ketidak seimbangan antara ahlak dan kecerdasan.
        Selain itu, pendidikan Indonesia ini juga harus disesuaikan dengan tujuannya, kalau tujuannya jelas maka belajarnya pun jelas. Sistem penjurusan pun harus dilakukan sejak dini ( SD atau SMP) dengan demikian maka lulusan SMP pun sudah bisa mandiri. Hal yang paling utama adalah, orientasi nya jangan hanya terpaku pada nilai atau angka-angka, yang penting itu pemahamannya. Selain itu juga, teori yang selama ini menjadi makanan pokok, seharusnya di Imbangi dengan praktek yang lebih banyak, minimal sama frekuensinya dengan teori atau lebih banyak prakteknya. Jika di lihat dari sejarah, orang-orang pintar dunia itu kebanyakan banyak prakteknya dari pada teori, contohnya: Albert Einstein saja tidak lulus sekolahnya. Dia belajar sendiri dengan uji coba dan praktek.
       Ujian nasional juga harus di hilangkan, mungkin lebih baik jika siswa bisa dinyatakan lulus jika bisa melakukan penemuan-penemuan baru atau bisa mempraktekkan yang telah di pelajarinya. Selain itu, juga diperlukan pendidikan moral dan religius yang banyak bagi pelajar, misalnya: bagi yang muslim, wajib bisa membaca Al-Qur’an, dan sholat lima waktu harus penuh, mungkin ada test khusus saat kelulusan ( tes baca Al-Qur’an,dll ).
       Ada satu sekolah di pedalaman Salatiga, Jawa Tengah yang bernama Qorya Taybah memiliki proses pembelajaran yang sudah dapat di contoh menjadi sekolah yang mulai meninggalkan angka menuju kata. Sekolah ini menerapkan sistem pembelajaran yang disiplin ilmunya sangat tinggi, misalnya ketika mereka belajar tentang pertukangan maka sekolah itu akan memanggil tukang yang sesungguhnya untuk mengajar, sedang untuk pelajaran biologi mereka akan langsung ke Kebun jika belajar tentang tanaman. Sekolah ini terdiri atas SD, SMP, dan SMA. Dan, hal terpenting dari sekolah ini adalah tidak mewajibkan setiap siswa untuk mengikuti UN, namun bagi siswa yang ingin UN bisa pula diikutkan. Jadi, siswa yang lulus disini sudah pasti memiliki ilmu yang tidak diragukan lagi. Referensi mengenai sekolah ini pun telah tertulis rapi dalam sebuah buku dan CD lagu ciptaan siswa-siswa mereka sendiri.
        Untuk dapat meninggalkan angka menuju kata tidak akan begitu sulit jika pemerintah dan jajaran lain yang berhubungan dengan dunia pendidikan mau bekerja sama untuk mengubah pola penilaian yang sudah ada. Sehingga jika pola penilaian ini sudah resmi maka para perusahaan atau tempat kerja lainnya akan mengubah syarat untuk membuka lowongan kerja bagi calon tenaga kerja baru tanpa mewajibkan adanya raport dan ijazah. Disamping itu kesadaran bagi setiap individu baik itu peserta didik maupun pendidik sangat diperlukan agar mereka mau bekerja keras dalam melaksanakan setiap kewajiban mereka sesuai dengan rel yang telah ditentukan. Sehingga pencetakan manusia-manusia intelek di Indonesia akan mudah tercapai.

0 komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum wr.wb

Salam bahagia untukmu kawan :)


Nelumbo nucifera

LOTUS

LOTUS

Blogger news

Takalar Blogger Community

"berjalan"

"berjalan"
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
doakan menjadi perempuan yang amanah dengan tanggung jawabnya, menjadi pembelajar sejati, dan terus berproses hingga kesempurnaan. doakan lotus!