CITA-CITA, CINTA, DAN CITRA
Oleh: Nurjayanti
Siapa sih didunia ini yang tidak ingin masa depannya cerah? Saya rasa semua orang menginginkan hal itu. Begitupun dengan para remaja SMA yang kepalanya dipenuhi dengan mimpi-mimpi yang begitu tinggi. Bagi sebagian mereka, mimpi atau cita-cita sangatlah penting karena itu merupakan suatu dongkrak untuk meraih masa depan mereka. Namun, tak jarang pula kita masih menemukan siswa yang belum jelas bahkan belum memiliki cita-cita samasekali. Itu merupakan suatu hal yang sangat ironis karena dimasa inilah remaja harus menentukan masa depan mereka. Jika mereka salah dalam mengambil jurusan atau fakultas selanjutnya, maka dapat dipastikan masa depan yang cerah akan sulit digapai.
Remaja, khususnya anak yang duduk dibangku SMA merupaka masa dimana ia mengalami pubertas, sehingga tidak mengherankan jika banyak anak yang terjebak pada masa yang penuh warna warni ini. Bagi remaja, cinta dimasa SMA merupakan suatu hal yang sangat berkesan dan sulit dilupakan sehingga tak jarang jika anak SMA ini meluangkan banyak waktunya untuk cinta sehingga kewajibannya sebagai siswa pun agak terbengkalai.
Memiliki seorang pacar diSMA ini sepertinya bukan lagi suatu hal yang tabu, karena hampir disetiap sudut sekolah kita dapat melihat dua sejoli yang sedang asiknya mengadu cerita. Menurut hasik penelitian saya, mereka yang memiliki pacar ini kebanyakan tanpa izin orangtua dan karena tanpa izin orangtua inilah tingkat kebohongan mereka pun semakin bertambah, baik itu kepada orangtua, teman, maupun guru-guru mereka. Kebohongan yang sering mereka lakukan pun semakin banyak macamnya, misalnya berbohong kepada orang tua seperti mereka meminta izin untuk mengikuti bimbingan belajar sepulang sekolah ,walaupun sebenarnya ia ada bimbingan namun waktu bimbingan itu dia keluyuran kewarnet bersama pacarnya.
Sangat ironis memang, jika dimasa ini anak SMA dipenuhi dengan kegiatan yang dapat merusak seperti itu. Jadi, kita tak kaget lagi jika nilai-nilai mereka yang sebelumnya agak bagus menjadi anjlok setelah memiliki pacar. Walaupun demikian, ada juga anak yang menjadikan pacar itu sebagai dorongan untuk tambah giat belajar, namun itu hanya sebagian kecil dari begitu banyak anak yang memiki pacar.
Tapi, janganlah heran, jika kita bertanya kepada teman kita tentang apakah dia pacaran dengan si dia, walaupun kita sering melihat mereka berduaan masih banyak diaantara mereka yang menjawab tidak. Hal seperti itu bisa saja terjadi, karena ada beberapa alasan seperti menjaga citra diri mereka diantara teman-temannya karena tidak mau dianggap anak yang nakal.
Menjaga citra diri yang saya maksud adalah bagaimana cara seseorang agar dianggap baik oleh sesamanya, misalnya karena ia masuk dalam suatu organisasi sekolah khususnya TARBIYAH CLUB SMAN 1 TAKALAR yang memang berlatar Islam, ketika mereka tergabung dalam organisasi tersebut mereka telah diajarkan hukum pacaran dalam islam, walaupun sebenarnya ia telah paham jelas tentang hal itu ia tetap saja pacaran, oleh karena itulah mereka merasa perlu menjaga citra diri mereka didepan teman-teman mereka dengan cara tidak mengakui dirinya telah memiliki pacar.
Dari hasil wawancara saya kepada beberapa teman, menurut mereka memiliki pacar sebelum menikah itu penting karena itu merupakan suatu tahap penjajakan kita kepada seseorang untuk lebih mengenal karakter mereka. Rasa suka terhadap seseorang rata-rata mereka telah mengalaminya, namun mereka belum pernah pacaran karena masih merasa belum cukup umur untuk menjalaninya. Namun pendapat seperti itu, hanya dapat kita kita temukan di anak yang memerhatikan cita-cita dan prestasinya.
Ketika kita ingin menyatukan cita-cita, cinta, dan citra, itu diperlukan usaha yang tinggi, namun tidak ada yang tidak mungkin ketika kita masih mau berusaha dan melakukannya dengan pendekatan religius, dan tetap patuh pada nasehat orangtua.
0 komentar:
Posting Komentar