Suaraku yang terpenjara untuk lembaga tercinta

Benar kalimat yang mengatakan bahwa semakin dekat dan kenal kita terhadap seseorang/sesuatu maka semakin kita mudah untuk meremehkan atau menghargainya. Benar iya karena kita semakin tahu bagian-bagian dari seseorang/sesuatu itu yang jarang ia tampakkan di muka umum. Hal yang sama juga aku rasakan dalam berinteraksi dalam Lembaga yang dulu aku ceritakan di lembaran-lembaran blog ini.

Sebelumnya, aku tidak ingin menghakimi lembaganya dan semua orang yang ada didalamnya, hanya untuk mereka saja yang pernah melakukannya, dan bisa saja aku juga termasuk.
Subuh hari ditanggal 11 Agustus 2014 aku mendapatkan SMS dari salah seorang teman dari lembaga yang mengingatkan akan agenda rapat koordinasi yang akan dilaksanakan sore hari nanti. Rapat ini akan membahas tentang indikasi plagiat yang memang sekarang menjadi pergunjingan hebat di lembaga yang mengutamakan penelitian dan organisasi ini.

Sesuai dengan namanya, lembaga ini memang bertindak berlandaskan etika keilmiahan, dengan modal utama kejujuran. Namun sayang, belakangan hal itu tidak lagi menjadi acuan utama, yang nampak adalah ketatnya persaingan untuk menjadi yang terbaik dengan jalan meloloskan sebanyak-banyaknya karya tulis ilmiah di ajang-ajang bergengsi nasional. Memang benar, itulah yang aku amati di atmosfer lembaga ini, untuk dapat bertahan di lembaga ini maka kamu harus di kenal, untuk dikenal kamu harus berprestasi, jika tidak kamu harus pandai mengambil hati kakak angkatan.
Beberapa bulan pertama menjajaki diri menjadi anggota di lembaga ini aku memang sangat peka terhadap segala hal yang menurut aku tidak sepatutnya terjadi di lembaga ini. Tapi untuk pembahasan kali ini, aku hanya akan fokus membahasa mengenai kejujuran.

Dikalangan mahasiswa, mungkin PKM tidak asing lagi ditelinga. Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) merupakan kegiatan sayembara yang dilakukan oleh DIKTI untuk menjaring karya-karya terbaik mahasiswa. Ada banyak jenis karya perlombaan dengan imbalan akan mendapatkan uang biimbingan atas karya yang lolos yang jumlahnya memang “wah” untuk kalangan mahasiswa. Namun sayang, belakangan justru yang nampak adalah terciptanya banyak mahasiswa yang mulai menampakkan bibit-bibit koruptor.

Bukan sekadar mencap demikian, tapi erat sekali kaitannya dengan moral teman-teman mahasiswa. untuk dapat meloloskan karyanya hingga ke tahap PIMNAS, ada banyak tindak mahasiswa yang mulai nampak. Misalnya memanfaatan anggaran dana tidak disesuaikan dengan isi proposal karya, indikasi plagiat dan autoplagiat pun tidak dapat di pungkiri, bahkan bagi mahasiswa yang katanya cerdas justru menyalah gunakan kecerdasannya untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya uang yaitu dengan membuat sebanyak-banyaknya karya dan jika banyak lolos ia akan mengajak orang lain yang tidak tahu-menau tentang karya itu untuk mempertanggung jawabkannya, dan sudah pasti semua hal diatas itu sudah menyalahi aturan.

Jika mendapatkan kesempatan yang pas, ingin sekali rasanya aku menyampaikan semua hal diatas dalam forum rapat nanti. Aku menyuarakan hal tersebut agar mendapatkan respon, agar pelaku-pelaku yang ada di lembaga itu dapat medapatkan saksi dan larangan yang tegas, agar tidak muncul lagi bibit-bibit lain lagi yang menganggap bahwa hal seperti itu boleh-boleh saja, agar lembaga ini betul-betul mencipkana kader yang paham akan arti keilmiahan.



0 komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum wr.wb

Salam bahagia untukmu kawan :)


Nelumbo nucifera

LOTUS

LOTUS

Blogger news

Takalar Blogger Community

"berjalan"

"berjalan"
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
doakan menjadi perempuan yang amanah dengan tanggung jawabnya, menjadi pembelajar sejati, dan terus berproses hingga kesempurnaan. doakan lotus!