Diposting oleh
Imtitsal Falihah Nahilah
Sabtu, 24 November 2012
komentar (4)
Mengapa saya harus menulis??
Menulis adalah cara terbaik dalam
melampiaskan semua beban, keluh, kesah, hiruk pikuk dan euvoria yang berkecamuk
dalam otak. Menulis membuat saya merdeka, bebas dalam bercengkrama dengan kata
tanpa batas, meluapkan segala emosi yang tak perlu ditepis karena ada rasa iba
melihat lawan bicara merasa sakit mendengar kata-kata yang tak siap untuk
mereka dengar. Bersikap lebih bijak dengan saudara tanpa memaksanya mendengar
saya berbicara, karena dengan menulis dia dapat membaca tulisan saya, dan dia
dapat berhenti membacanya kapan saja, tanpa saya harus menghentikan cerita. Itu
lebih baik, karena saya pun tak akan merasa sakit.
Mengapa harus lewat blog?
Karena dengan blog, saya tak akan
menjadi orang sendiri, mereka yang benar menginginkan menjadi kawan saya dalam
keluh dalam seluruh cerita, mereka akan menjenguk saya tiap kesempatannya,
mendengar dan berbagi, karena disanalah kau dapat temukan sisi lain saya yang
kadang tak nampak.
Kawan, sedikit cerita hari ini.
Melihat sistem yang tercela
dengan seluruh pemanis buatan yang mejadi pekat, membuat saya merasa sedikit
muak dengan alur pendidikan hari ini. Seorang mahasiswa dipaksa menelan pil
pertumbuhan yang membuatnya tumbuh namun tak kokoh, seperti kecambah yang
mengalami etiolasi. Tugas-tugas laporan yang menumpuk namun kurang bermakna,
menyita banyak waktu dan tenaga tanpa adanya aplikasi yang jelas. Tugas
seolah-olah diciptakan hanya untuk memenuhi rutinas mahasiswa sebelum akhirnya
tanggal ujian datang dan mahasiswa dapat diberikan nilai. Praktikum yang kadang
kurang jelas karena keterbatasan alat dan sebagainya, membuat laporan dengan
aturan yang bejibun , serta jadwal pengumpulan laporan yang sangat mendesak,
membuat para mahasiswa harus bekutat dengan laporan-laporan yang membuatnya
tertekan, tanpa ada waktu untuk memikirkan orang lain, keegoisan pun tercipta,
sikap mencontek pun hadir, semua karena ketergesaan dan ketertekanan yang
memuncak. Tugas-kumpul-nilai- selesai. Alur yang membosankan tanpa adanya
aplikasi yang membuat semua hanya teori. Menghilangkan karakter ketersopanan
dan moral dalam diri mahasiswa yang harusnya gencar ditanamkan.
Diposting oleh
Imtitsal Falihah Nahilah
Rabu, 14 November 2012
komentar (0)
Bersenandung dengan tombol-tombol persegi di
atas papan hitam , tugas-tugas dengan sejuta teori dan hal-hal yang
cukup mangikat banyak waktu dan tenagaku. Mengurangi jadwal tidur,
bercengkrama dengan layar bercahaya membuat mata ini terasa memburam.
Cukup melelahkan, namun menyenangkan. Karena ini adalah pilihan saya
sejak dulu, demi cita-cita yang idealis dengan desain yang indah. Semua
terasa ni...
kmat, karena ini adalah pilihan yang saya pilih sendiri.
Menjadi pembelajar sejati yang bersahabat dengan ikhtiar, namun tak
lupa bercengkrama dalam do’a. Melaporkan semua mimpi di dalam kesunyian
malam kepada pemilik kekuasaan, menjadi keromantisan yang tak terkira.
Sebuah kerinduan yang terus mencengkram ketika kepeluhan memeluk tubuh.
Aku harus kembali.