Pagi ini saya mendapatkan salam
dari semut, gigitan disudut mata yang menjadi salam yang paling berkesan menyambut
pagi dengan segala rutinas yang akan di temui.
Salam yang menjadi alasan sang
semut pun marah melihat saya tidak bergegas untuk bersegera menyambut hari ini,
belajar dengan serius, karena beberapa jam lagi saya akan ujian final praktikum kimia, namun apa yang
aku lakukan, saya masih berguling-guling di atas kasur, sesekali hanya melihat
materi ujian, sungguh memprihatinkan, mungkin itu pun yang dirasakan
semut-semut di sudut kamarku, salah satu dari mereka memberanikan diri untuk
menegurku, walau harus mempertaruhkan nyawanya, ia tetap berani memberikan
sedikit sentuhan di sudut mataku, alhasil, salamnya yang berkesan itu masih
tersimpan hingga jam ini, mataku bengkak sebelah, mungkin akan terpajang di
mukaku beberapa jam lagi.
Bukan itu yang menjadi inti
ceritaku hari ini, pesan dari semut itu, sangatlah dalam. Seandainya saya dapat
memutar waktu, akan kugunakan dengan serius belajar, hingga saya mampu menjawab
soal dengan baik. Seandainya saya tidak menghiraukan salam dari semut, saya
mampu tersenyum bahagia keluar dari pintu kelas ujian tadi. Seandainya dan seandainya,
semua tinggal penyesalan.
Lotus, jangan malas lagi,
bergegaslah, semut pun marah melihatmu bermalas-malasan.
Untuk teman lain, salam dari
semut juga untuk kalian.